Dream is Free

be yourself and be the best to all

Selasa, 17 November 2015

Opini


KTT G20 Tidak Selamanya Buruk
            Forum 19 negara dan Uni Eropa melakukan pertemuan rutin yang disebut dengan KTT G20 yang pada tahun ini berlangsung di Turki pada hari minggu (15/11) kemarin mendapat banyak kicauan dari beberapa pihak baik itu pemerintah maupun masyarakat. Hal ini karena adanya statement yang disampaikan oleh menteri kelautan dan perikanan Susi Pudjiastuti tentang kerugian yang diterima oleh Indonesia sebagai anggota KTT G20 tersebut. Tentu ini menyebabkan banyak kalangan yang awalnya tidak mengetahui tentang apa itu KTT G20 dan bagaimana prospeknya terhadap Indonesia serta bagaimana peran Indonesia didalamnya, membuat mereka mencari tahu lebih dalam tentang semua aspek yang berkaitan denagn hal tersebut. Tentu ini baik bagi masyarakat yang masih ingin mencari kebenaran tentang keberadaan Indonesia dalam KTT G20 apakah berdampak baik atau buruk karena dengan cara itu masyarakat bisa terlatih untuk menjadi masyarakat yang cerdas dalam menilai kebijakan pemerintah. Namun yang ditakutkan adalah jika statement yang keluar dan tersebar justru malah menjadi acuan buruk serta salah diartikan dan mudah dipercaya oleh masyarakat luas.
            Kembali ke permasalahan awal, berbicara tentang KTT G20, seharusnya kita mengetahui terlebih dahulu seberapa pentingkah pertemuan tersebut, dan seberapa besarkah potensi yang didapat berkaitan dengan perubahan ekonomi? Disini penulis mencoba mengutip dari media www.bbc.com yang telah merangkum sejumlah fakta tentang KTT G20, diantaranya :
  • G20 adalah singkatan dari "Group of Twenty" atau "Kelompok 20" yang mewakili dua per tiga populasi, memproduksi 85% produk domestik bruto (PDB) dunia, dan menguasai 75% perdagangan dunia. Teorinya adalah semakin semakin sedikit pihak yang mengambil keputusan, semakin besar dampak positif yang bisa ditimbulkan.
  • Kelompok ini dibentuk 1999 dan pertemuan diadakan tiap tahun. Awalnya G20 hanya dihadiri oleh menteri keuangan dan gubernur bank sentral untuk mengamati krisis finansial Asia. Namun forum ini berkembang dan dihadiri juga oleh para kepala negara pada 2008, setelah krisis finansial global terjadi.
  • Forum G20 bertujuan untuk memperdalam kerja sama ekonomii dan memperkuat ekonomi global. Anggotanya adalah 19 negara (termasuk AS, Cina, Rusia, Arab Saudi, India, Indonesia, dan lainnya) serta Uni Eropa.
  • Dalam tiap pertemuan, negara penyelenggara juga mengundang sejumlah negara-negara non-G20 untuk ikut serta. Untuk 2014, Australia mengundang Spanyol, Mauritania, Myanmar, Senegal, Selandia Baru, dan Singapura.
  • Indonesia sendiri telah menjadi anggota sejak 2009 dan tidak pernah absen mengikuti forum tahunan ini. Ekonom mengatakan keikutsertaan dalam G20 penting bagi Indonesia untuk mencari mitra.
Dari beberapa fakta diatas penulis menyimpulkan bahwa G20 memiliki nilai plus tersendiri dikarenakan adanya itikad baik dari berbagai negara yang memiliki pertumbuhan ekonomi yang besar untuk bersama – sama berbagi pengalaman, dan membicarakan isu ekonomi global serta mencari solusi bersama ataupun mencari cara untuk mencegah hal buruk yang akan terjadi dalam bidang ekonomi. Menurut mantan Presiden Susilo Bambang Yudhoyono, keanggotaan Indonesia dalam G20 merupakan sebuah kebanggaan tersendiri karena Indonesia telah dianggap mampu sejajar dengan negara – negara besar lainnya yang memiliki standar perekonomian tinggi. Walaupun penulis mengakui Indonesia masih sangat tertinggal jauh dari negara – negara lainnya yang menjadi anggota G20, tetapi setidaknya kita bisa mengambil poin baik dari posisi tersebut yaitu memperbanyak mitra kerja.
Pada poin terakhir dalam fakta mengenai G20 diatas, menyatakan bahwa para ekonom berpendapat tentang “keikutsertaan Indonesia dalam G20 penting karena untuk mencari mitra” (bbc.com). Hal ini benar karena menurut penulis, bagaimanapun juga walaupun Indonesia merupakan negara terkaya didunia dengan sumber daya alam yang melimpah namun jika tidak memiliki mitra kerjasama itu sama saja bohong. Maka Indonesia hanya bisa jalan ditempat dan tidak bisa berkembang lebih maju lagi. Tentu bukan itulah yang kita harapkan sebagai masyarakat yang mencintai tanah airnya. Kita pasti menginginkan Indonesia yang maju selaras dengan nilai budaya dan ideologi kita. 
Berkaitan dengan adanya ketidaksepakatan tentang keanggotan Indonesia dalam forum KTT G20 tersebut jika ditinjau dari apa yang disampaikan oleh menteri Susi Pudjiastuti tentang kerugian yang dialami Indonesia dibidang perikanan semasa keterlibatannya dalam G20 seperti contoh “ekspor Tuna Indonesia mencapai USD 700 juta. Indonesia tidak dapat kemudahan zero persen tarif dan harus membayar tarif 14 persen dengan nilai USD 105 juta” (www.Merdeka.com), menurut penulis, hal ini dikarenakan kesepakatan yang dilakukan oleh pihak dari Indonesia itu sendiri dalam forum tersebut. Bukan berarti keberadaan Indonesia dalam G20 adalah sesuatu yang buruk. Karena bisa jadi dengan cara seperti itu Indonesia bisa membangkitkan optimisme terhadap pembangunan ekonominya.
Ketika Indonesia bergabung dan mensejajarkan diri dalam G20 dengan negara – negara besar lainnya berarti Indonesia sudah siap menjadi negara yang berhasil dalam perekonomian. Sehingga motivasi untuk meningkatkan perekonomian, motivasi untuk meningkatkan pembangunan agar benar – benar sejajar dengan negara lainnya dalam G20 menjadi kenyataan dikarenakan belajar dan bermitra dengan negara – negara anggota lainnya baik itu solusi permasalahan ekonomi, metode pembangunan ekonomi, ataupun trik pencapaian ekonomi Indonesia yang unggul. Dan pada akhirnya statement tentang keikutsertaan Indonesia dalam G20 hanya sebagai “penggembira saja” yang tidak memiliki pengaruh kuat dalam setiap keputusan yang dihasilkan mampu ditepis dengan keberhasilan yang diraih Indonesia dimasa depan karena pengalaman kerjasama KTT G20. 

Tidak ada komentar:

Posting Komentar